DIBALIK
COVID 19 ADA ANUGERAH YANG INDAH
Oleh
Nizariah
Assalamualaikum….
Salam sejahtera….Sahabat
PBMI dan sahabat pembaca yang Budiman…..
Saya
akan menulis kilas balik suka duka yang saya alami dalam proses penulisan,
mengumpulan data untuk pembuatan video, menghapal pantun kolosal dan
mempersiapkan untuk keberangkatan ke Batam dalam rangka Peluncuran dan
penganugerahan Pantun Budaya Mutiar
Indonesia di Batam tanggal 27 Desember 2020.
Kisah
saya dimulai sejak saya mendapat chat wa dari sahabat saya yang bernama DR.
Erlawana Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Kota
Banda Aceh Berikut chatnya;
Bu Erla : “Bu Nizar ayo ikut lomba Penulisan Pantun
yang diadakan oleh Peruas yang dipimpin oleh Bang Arsizal Nur. Keren lah karena peserta dari berbagai
kalangan dari pejabat sambai guru biasa, nanti kita pergi ke Batam dalam Acara
Penganugerahan Peluncuran Pantun Budaya.”
Saya : “saya ga mau ah.” “saya ga pernah nulis pantun dan saya ga bisa,
malu lah, maaf ya.”
Bu Erla : “ayuk lah….. nanti dipandu dan dibimbing
oleh Bu Sabariah, guru SMAN 7 Banda Aceh, kalau tidak menang… ya…nga apa-apa yang
penting kita sudah berusaha dan nanti pantun kita akan di bukukan, keren lho, bisa
berkenalan dengan orang-orang hebat di seluruh Indonesia.”
Saya : “ok lah, nanti saya juga minta saran dan
bimbingan dari teman sayalah Bu Raudhah, guru Bahasa Indonesia.”
Begitulah
chat saya, dan dua hari kemudian kontak saya sudah ada di dalam grup Pantun
Budaya, ternyata Bang Asnur (Asrizal
Nur), yang menambahkan kontak saya. Ini atas lisensi Bu Sabariah. Bang Asnur
sangat baik hati, beliau orang hebat yang tidak sombong, setiap saya chat pasti
di balas oleh beliau.
Proses
Pembuatan Pantun saya jalani tahap demi tahap hingga akhirnya saya dapat chat
dari Bang Asnur, “Bu Nizariah pantunnya sudah lulus dan sudah bisa pindah ke
group sebelah untuk mengikuti Langkah berikutnya dalam pembuatan Vidio pembacaan
pantun.” Wah senang sekali hati saya
ternyata kerja keras dan keyakitan saya dalam proses penulisan pantun akhirnya
sudah ada hasilnya, walaupun baru tahap lulus.
Sahabat….
Dan pembaca yang Budiman….
Ternyata
pernjalanan saya baru saja dimulai masih banyak yang harus saya lakukan untuk
sampai ke final dan terbitnya Buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia. Diantaranya
adalah;
1. Pantun
Lolos tambah profil singkat peserta
2. Foto
berpakaian adat dalam pentuk JPC atau PSD (resolusi tinggi)
3. Foto
rumah adat atau aikon daerah dalam bentuk JPC atau PSD (resolusi tinggi)
4. Rekaman
suara baca pantun dengan hasil studio atau aplikasi studio (donloud di
playstore)
5. Musik
Pengiring, isntrumen daerah (usahakan minta kawan-kawan di daerah)
6. Rekaman-rekaman
video penuis baik dalam proses menulis pantun atau sedang mengunjungi tempat wisata.
7. Vidio-vidio
yang berhubungan dengan pantun (bisa shoting sendiri, atau minta ke dinas
kebudayaan)
8. Semua
data kirim melalui email: pantunbudaya2020@gmai.com
Diantara
syarat diatas yang membuat saya tidak PD adalah merekam baca pantun karena suara
saya sangat ngebas. Namun saya berusaha lembut sehingga suaranya sudah seperti
orang bangun tidur… hee…heee… saya mau ngulang tapi belum sempat-sempat. Satu lagi
yang membuat saya kewalahan dalam mengambil video tempat-tempat budaya ditutup
karena adanya virus covid 19. Jadi saya berusaha juga untuk dapat masuk, jadi
setiap tempat yang saya ambil video harus ada surar ijin dari dinas terkait, Alhamdulillah
berhasil.
Setelah
syarat-syarat diatas terpenuhi maka file tersebut saya buat dalam bentuk gogle
drive; Nizariah-
Aceh-Pantun Budaya - Google Drive. Data ini selanjutnya oleh tim kreatif
Peruas akan dikemas sedemikan rupa sehingga menjadi sebua video yang menarik.Video
ini dikirim balik ke peserta dan juga ditayangkan di youtube Peruas. Selain
untuk mensosialisaikan kegiatan juga untuk mencari juara favorit versi penonton.
Ling
video saya yang ditayangkan di youtebe adalah; https://www.youtube.com/watch?v=wG36nWdFip8.
Peserta
dari Aceh ada 8 orang dan yang mendapat kesempatan untuk ikut pembacaan pantun
kolosal di Batam hanya 3 orang. Saya sangat besemangat karena saya mendapat
kepercayaan untuk membaca pantun kolosal di acara Puncak Penganugerahan Pantun
Mutiara Budaya Indonesia. Saya pun mulai menghafal pantun yang telah terpilah
oleh tim Peruas.
Sahabat….
Kebahagiaan ini tidak dapat saya uraikan dengan kata-kata karena saya akan ke
Batam, Batam itu adalah destinasi impian saya dan anak saya sejak dulu. Saya mulai
memesan tiket pesawat untuk tanggal 26 Desmber 2020. Dan juga memesan hotel. Semua keperluan saya siapkan dalam satu koper.
Tiga
hari sebelum peluncuran Penganugerahan Pantun Mutiar Budaya Indonesia tepatnya
tanggal 26 Desember 2020 pukul 5.00 WIB. Saya dan anak sudah siap-siap menuju
bandara untuk melanjutkan perjalanan ke Batam. Semua persiapan sudah matang dan
sesampainya di bandar Sultan Iskandar Muda kami menjalani tes swab antigen.
Namun nasib tidak berpihak kepada kami karena hasil tes antigen saya positif,
otomatis saya tidak dibolehkan berangkat, namun anak saya masih negative. Dan dia pasti bisa berangkat, saya titip akan
ke pada sahabat saya yang sama-sama anggota koor Pantun Kolosal, setelah acara
peluncuran Penganugerahkan Pantun Budaya rencananya kami akan melanjutkan ke
Jakarta untuk menemui suami saya yang sedang melaksanakan DikJur Kemiliteran.
Apa dikata anak saya tidak mau berangkat dia tidak mau meninggalkan saya
sendiri dirumah walalupun kondisi saya sehat-sehat saja, mungkin saya termasuk
OTG.
Kami
memang terdiri dari keluarga kecil yaitu saya, suami dan anak saya, saya bujuk
dia untuk berangkat saja biar mimi yang
gagal berangkat, kita sudah bayar tiket, sudah bayar hotel, dan kamu bisa
berangkat ke Jakarta menemui Baba di Jakarta,
apa dia jawab….? dengan bijak dia mengatakan “ya sudah mi kita g usah
berangkat aja, biar aja uang hangus yang penting mimi ada kawan dirumah, uang
bisa kita cari lagi, abang mau jaga mimi.”
Setelah
itu saya ke loket Lion untuk memberitahu hasil swab antigen dan merefund tiket
pesawat, namun gagal karena tiket yang kami beli lewat Travelokal, terus kami
juga mengabarin panitia PBMI di Kepulauan Riau bahwa kami tidak bisa hadir, keinginan saya bertemu orang-orang hebat pupus
sudah. saya tetap iklhas dan terima karena ini datangnya dari Allah. Mungkin Allah
telah merencanakan yang terbaik untuk saya, yang saya tidak mengetahuinya
sedangkan Allah Maha Mengetahui.
Sahabat….
Walau saya tidak dapat hadir ke Batam, namun kami masih bisa menonton secara
live di youtube pada canel: https://youtu.be/pA5uZt4Vyas
Saya tonton dengan seksama, sampailah
pembacaan 20 Penulis terbaik. Saya sangat terkejut ternyata Alhamdulillah nama
saya termasuk dalam 20 penulis terbaik Pantun Mutiara Budaya Indonesia. Jumlah
peserta yang ikut ada 500 peserta dari
Aceh hingga Papua, dan lolos hingga pantunnya dimuat di buku sekitar 350 peserta
dan yang mendapat penghargaan Penulis terbaik ada 20 peserta. ini merupakan
hadiah terindah bagi saya. Kekecewaan saya tidak dapat hadir ke Batam dapat
terobatin.