MENDADAK NARASUMBER
(Kisah inspiratif Bu Aam sang moderator)
Bu Aam merupakan alumni kelas Menulis gelombang 8 begini kisahnya;
Saya diajak teman kepala sekolah, beliau adalah Ibu Sulistijowati, S.Pd. Kepsek SDN 1 Bintangsari Cipanas Saat di gelombang 8, saya terpaku dengan Pak Bambang Purwanto yang saat itu bertugas sebagai moderator sekaligus ketua kelas yang selalu menyiapkan link daftar hadir. [Namun sayang saat di gelombang 8, saya tidak fokus dan tertinggal banyak materi. Dulu kalau tidak salah, kuliah dimulai sore hari dengan jadwal pertemuan hari Senin sampai Jumat.
Terbayang kan? Saya ditinggalkan Bu Nora, Pak Bambang, Mayor Nani dan teman-teman yang lainnya. Saya kemudian mengulang kelas di gelombang 12. Saat itu moderator yang bertugas adalah ibu Fatimah dari Aceh. Beliau selalu mengingatkan peserta untuk Disiplin, Jujur, Tulus, Ikhlas dan Sabar (DJTIS)
Saya sangat mengagumi Ibu Fatimah. Beliau sangat hebat dalam memandu kuliah ini. Saat itu karena saya ada di dua gelombang, secara sadar saya meneruskan materi di gelombang 12 ke gelombang 8. Tanpa disuruh. Begitulah, awal mulanya saya meneruskan materi hingga sampai saat ini.
Saat saya menjadi peserta gelombang 12, semangat saya makin berapi-api. Saat pertemuan ke 5, narasumber saat itu adalah Dra. Sri Sugiastuti atau lebih akrab disapa Bu Kanjeng. Sebelum sesi materi berakhir, beliau menawarkan semua peserta untuk bergabung membuat buku antologi. Lebih keren disebut buku keroyokan. Karena pesertanya banyak. Hehee....
Saya yang saat itu pemula, tentu tawaran menulis buku antologi adalah sebuah lembaran baru. Buku antologi pertama, yang melanjutkan langkah kecil untuk meraih hal besar. Mengapa? Karena seorang penulis hebat, berawal dari penulis pemula. Sesuatu yang kecil akan menjadi besar, jika kita terus melakoninya dengan ikhlas, dan niat yang lurus. Itulah awal kisah menulis saya di gelombang 12.
Kilas Sukses Aam Nurhasanah
Kisah sukses dimulai dengan membuat buku antologi bersama teman-teman seangkatan dalam WAG
- begitu banyak hal yang bisa kita tulis, dan begitu banyak moment yang terlewat begitu saja.
- Menulis itu mudah. Yang sulit adalah memulai. Jangan jadikan beban saat kita menulis. Banyaklah membaca agar menambah pembendaharaan kosa kata kita.
- Lapar membaca, akan membuatmu semakin gemuk menulis.
- Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, guru mulia karena karya.
- Mungkin, hanya ini yang dapat saya sampaikan. Tak ada gading, yang tak retak. Sempurna hanya milik Allah.
- Semoga dengan menulis antologi, dapat menjadi langkah Anda untuk menjadi penulis hebat di masa depan. Tetaplah rendah hati ya. Jadilah gelas kosong yang mau belajar dengan siapa saja.
Gercep cakep buuu. Mantap
ReplyDeletetq say
DeleteWah sy ga bisa komen kalo ttg cuplikan langsung terdiri dari beberapa paragraf, apakah berlaku tanda petik?
ReplyDeleteTp isi resume mantaaap..
besok kita tanya sama Om Jay... ya, saya juga belum paham benar..
DeleteMendadak narasumbwr mwmbuat bu Aam semakin terkenal. Dahsyat sekali kekuatan kata kata.
ReplyDeleteya OM Jay... semoga anggota WAG semuanya bisa terkenal...
DeleteMantap bu
ReplyDeletetq, yang penting nulis bu...
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Nizar telah membuat resume dengan baik. Saran: sebelum dan sesudah posting, cek lagi ya. Rajin blog walking agar tulisan semakin menarik. Semangat!!!
ReplyDelete